Jumat, 21 Agustus 2009

Kota Seribu Sungai

Mungkin julukan sebagai kota seribu sungai tak terdengar asing lagi didengar bagi propinsi Kalimantan Selatan, selai memiliki DAS yang beranak, juga menyimpan habitat floura dan fauna yang banyak dan unik, Propinsi Kalimantan Selatan secara geografis, terletak di antara 114 19′ 13” - 116 33′ 28” Bujur Timur dan 1 21′ 49” – 4 10′ 14” Lintang Selatan. Secara administratif, Propinsi Kalimantan Selatan terletak di bagian selatan Pulau Kalimantan dengan batas-batas : Sebelah barat dengan Propinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah selatan dengan Laut Jawa dan sebelah utara dengan Propinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan letak tersebut, luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan hanya 6,98 persen dari luas Pulau Kalimantan secara keseluruhan.

Secara administratif wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dengan kota Banjarmasin sebagai ibukotanya, meliputi 11 kabupaten dan 2 kota. Kabupaten terbaru adalah Kabupaten Tanah Bumbu (pecahan Kabupaten Kotabaru) dan Kabupaten Balangan (pecahan Kabupaten Hulu Sungai Utara). Persentase luas tertinggi adalah Kabupaten Kotabaru (25,11%); Kabupaten Tanah Bumbu (13,50%) dan terendah adalah Kota Banjarmasin (0,19%) dan Kota Banjarbaru (0,98%).

Bentuk geologi wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar berupa Aluvium Muda dan formasi Berai.

Kemiringan tanah dengan 4 kelas klasifikasi menunjukkan bahwa sebesar 43,31 persen wilayah Propinsi Kalimantan Selatan mempunyai kemiringan tanah 0-2%.
Rincian luas menurut kemiringan adalah sebagai berikut :
· 0-2% : 1 625 384 Ha (43,31%)
· >2-15% : 1 182 346 Ha (31,50%)
· >15-40% : 714 127 Ha (19,02%)
· >40% : 231 195 Ha (6,16%)

Adapun luas wilayah Kalimantan Selatan menurut kelas ketinggian yang dibagi menjadi 6 kelas ketinggian menunjukkan wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar berada pada kelas ketinggian >25 -100 m di atas permukaan laut yakni 31,09 persen.

Tanah di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan sebagian besar berupa hutan ( 43 persen)

Wilayah Kalimantan Selatan juga banyak dialiri sungai. Sungai tersebut antara lain Sungai Barito, Sungai Riam Kanan, Sungai Riam Kiwa, Sungai Balangan, Sungai Batang Alai, Sungai Amandit, Sungai Tapin, Sungai Kintap, Sungai Batulicin, Sungai Sampanahan dan sebagainya. Umumnya sungai-sungai tersebut berpangkal pada pegunungan Meratus dan bermuara di Laut Jawa dan Selat Makasar.

Iklim

Temperatur udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Temperatur rata-rata di daerah Kalimantan Selatan pada tahun 2004 berkisar antara 23,30C sampai 32,70C. Sedangkan kelembaban udara rata-ratanya berkisar antara 47%-s.d 98% tiap bulan.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan geografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Catatan curah hujan tahun 2004 disajikan pada Tabel 1.2.2. Curah hujan tertinggi di daerah ini terjadi pada bulan Januari yaitu 626,1 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 0,0 mm. Jumlah hari hujan selama tahun 2004 adalah 181 hari dengan hari terbanyak hujan terjadi pada bulan Januari yaitu 27 hari. Rata-rata tekanan udara di daerah ini berkisar antara 1.009,3 mm-1.013,6 mm selama tahun 2004. Antara curah hujan dan keadaan angin biasanya ada hubungan erat satu sama lain. Walaupun demikian di beberapa tempat, hubungan tersebut agaknya tidak selalu ada. Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari barat dan barat laut. Oleh karena itu musim tersebut dikenal juga dengan musim barat. Pada musim kemarau angin bertiup dari benua Australia, keadaan angin saat itu bisa juga kencang Keadaan angin di Kalimantan Selatan pada tahun 2004 yang dipantau dari Stasiun Meteorologi Syamsuddin Noor menunjukkan kecepatan angin pada tahun 2004 rata-rata 4 knot. Untuk penyinaran matahari dipantau pada jam 06.00-18.00 terlihat intensitas yang beragam tiap bulannya. Penyinaran matahari dengan intensitas tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu rata-rata 6,9 jam/hari dan intensitas terendah terjadi pada bulan Desember yaitu rata-rata 2,0 jam/hari.

Pariwisata

Pariwisata di daerah Kalsel termasuk sektor yang juga potensial untuk dikembangkan. Daerah Kalsel memiliki beberapa obyek wisata yang menarik, baik bagi turis domestik maupun mancanegara. Obyek tersebut berupa wisata alam yang terdiri dari banyak sungai, hutan, danau, dan pegunungan, serta wisata budaya dan sejarah berupa peninggalan beranekaragam seni dan budaya. Hanya sayang, potensi yang cukup baik untuk menambang devisa (pendapatan asli daerah) ini sampai sekarang belum dikembangkan secara optimal. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kalsel baik dari mancanegara (wisman) maupun nusantara (wisnu) pada 1997 dan 1998 adalah seperti berikut: wisman sebanyak 20.707 orang dan 13.866 orang, sedangkan wisnu 212.516 orang dan 183.883 orang. Penurunan itu disebabkan oleh masalah keamanan dan suhu politik yang panas di Indonesia, serta maraknya kerusuhan di kota-kota besar di Indonesia, seperti kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, Solo, Medan, Surabaya, dan sebagainya. Kondisi keamanan dan suhu politik yang memanas selama beberapa tahun terakhir sangat tidak kondusif bagi pengembangan sektor pariwisata di Indonesia pada umumnya, dan di Kalsel pada khususnya.

Potensi ekonomi dan perdagangan di Kalimantan Selatan pada dasarnya cukup baik dan prospektif, mengingat letak geografisnya yang langsung berbatasan dengan Laut Jawa. Propinsi ini selanjutnya dapat dikembangkan sebagai pusat ekonomi/perdagangan antar propinsi yang antara lain meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Selatan, dan Utara. Karena letak geografisnya yang sangat strategis tersebut, daerah Kalimantan Selatan sangat potensial dan perlu dikembangkan secara lebih optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar